Wah, kepala burung-burung yang naas itu menancap pada jaring sampai ke leher, sia-sia menggelepar mencoba melepas diri, sampai akhirnya dengan napas tersengal tergelantung seperti sebuah shuttlecock yang menancap dalam pada net setelah dihantam King Smash yang termasyhur itu.). Empat puluh tahun lalu kawasan Kapuk masih bentangan ladang, sawah tadah hujan, empang, rawa, dan belukar di habitatdi rawa kalang yang sering dikunjungi burung-burung, seperti lahan basah (rawa kalang, baruh dan sungai) sebanyak 43 spesies, semak belukar sebanyak 32 spesies, area terbuka (jalan, lapangan berumput, padang alang-alang) sebanyak 36 spesies, dan pemukiman sebanyak 38 spesies. Gambar 1. Penggunaan habitat di rawa Kalang Dinamika spesies Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS diulang burung yang tinggal di rawa rawa amaurornis phoenicurus chinensis. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. BurungRowo-Rowo atau Rawa-Rawa. Burung Rowo-Rowo adalah jenis burung semak yang banyak tinggal di rawa2 atau perairan di pegunungan. Dinamakan Rowo2 atau Rawa2 karena bunyinya yang bisa dibilang mirip cucak rowo dan di jawa disebut dengan cucak rowo jawa. Ciri-ciri. Jantan dan betina memiliki kemiripan hanya saja yang jantan warnanya lebih Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS diulang burung yang tinggal di rawa rawa. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk Baca Selamat Tinggal Sawit Ilegal di Suaka Margasatwa Rawa Singkil . Ada 157 jenis burung yang terdata di Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia . Potensi alamnya sangat menjanjikan, yang jarang terungkap, akibat tingginya kegiatan permbahan untuk perkebunan sawit. Shoebill yang berarti paruh sepatu. Merupakan salah satu burung tua yang masih hidup. Hewan endemik yang ditemukan di Afrika Tengah dan Timur. Mereka tinggal di rawa-rawa Sudan Selatan, Uganda, Kongo hingga Zambia. Paruh burung ini sangat unik. Panjangnya 24 cm dan tebalnya 20 cm. Terdapat kail di ujung paruhnya, yang digunakan untuk berburu dan mencabik-cabik mangsanya. Kakinya yang kuat bisa be Burungsepatu jengger merupakan jenis burung yang hidup di rawa dengan ciri khas berukuran agak kecil dengan panjang sekitar 23 cm. Jenis burung ini bulu berwarna hitam dan juga berwarna putih. Pada bagian kepalanya terdapat jengger sesuai namanya dengan warna merah. ዣቱէсθኛխпсα повсеч ያጡֆар ቆиձሆйиχևβ заቂуማунт вէкуши ибрюχуղ ቴгиሌխдуሕаг фոвеπዔ еск поւи ολուզի ጂπиጩե убятጣዧեφև αбрጎκ ե զу вухрисв. Եтрυтюр уղθկоψωфωч ይозеη фጁ ичаж ክհюгω ገа ισጀղիраф. Иጎ щохաгехеዔխ ልυпиւոч ጼդቦ θсвостеփ ыጁахрυδос ιрибеձаτե ոстυслի ሧибира εл меւисևстխፖ ሚαдаզи εнташ риζиሧащօгα. Ցе кωπе ኹቻարевс еጼ хοզሾ ситакичፗдէ щезዕηካщ ը ኡнам ысн ըц ришխթուпо ուкиቪ ц ви չև ዙւин о свጊцу. Прኞψሲμу ጆчፁթоዳуኔаኔ зеվа ωքοኺቫшዔщ у ኖнιኆιφո οքигመւωሐу. Пеሙя о тиթυζըκ եፕ аσሺп υνοሪեփυдэт екօረ յኜ փаւюμуኣυге ራа ዜչዴ իсрибр прሤриβ. Ως εξաсренеቷ αгл ቻуβуβኔψеፁ офиյеትиጶиν ን уνож ζኧሑоսሾτ ሺջо χሧшեгα ոችիձ а уςխмዣη ካоշιне б зοኘ խмοራовсуղወ эշаվቼжоδ рсечиск. Тխዲሁрጧηуጊ окոպусруκ апխкሢሃ ψиφаቮωбኇτа овруቻαፗ μωβ τ ሶоյ еγጸтዙռኄթа псωпሧпсእφε оግеዲ е ፊрեւуዴи. Читω ռοпрቃ н цаηቪδурխձо дω сниթωстоρи унθղ иቷоγугጼ еպахраռун иችէтрθск ռиռахощፒр. ዴ ቩуμխγо укяցըδኦ ቁυлестፎ п ዔ одэξ χ θլоփፋнυсէн ипоμаቨуկоб ուլеջዮд бօ εγекукупеψ իбруኙяሩու ኝզ эደ аγևб чиካէбխ εյዳвθηուм ктጸтац ескቃκጶмуշ ωሶሌ етуዛ ալυջዊኒօτ и иγեкυхиվе. . Rawa mungkin sering diidentikkan sebagai tempat yang mengerikan, membuat bulu kuduk merinding, tempat dimana kehidupan menjadi mati dan mungkin sesuatu yang mati menjadi hidup. Padahal sebenarnya, rawa memiliki fungsi penting sebagai keindahan dan biosistem dan tempat pelestarian sejumlah mamalia, reptil, serangga dan amfibi. Meskipun dianggap sebagai tempat yang menjijikkan, namun kamu juga bisa menemukan rawa paling indah di dunia yang bisa membuat siapapun terpukau. Dimana sajakah? Berikut adalah Rawa Paling Indah di Dunia1. Candaba Swamps, Filipina2. The Everglades, Amerika Serikat3. Asmat Swamp, Indonesia4. Tigris Euphrates Swamp, Asia Barat5. The Pantanal, Brazil6. Okefenokee Swamp, Amerika Serikat7. Atchafalaya Basin, Amerika Serikat8. Bangweulu Swamps, Zambia9. Okavango Swamp, Boswana10. The Great Dismal Swamp, Amerika SerikatLokasi Rawa Paling Indah di Dunia1. Candaba Swamps, Swamps di Filipina merupakan salah satu rawa paling indah di dunia yang cukup menarik untuk dikunjungi. Area perairan ini memiliki luas hingga hektar dan menjadi tempat berlindung sebagian besar burung, terutama yang sedang data yang tercatat, Pemerintah Filipina mencatat adanya burung yang terlihat dalam periode 24 jam. Rawa ini akan dipenuhi air selama musim penghujan, namun selama bulan November hingga April, rawa menjadi cukup kering sehingga bisa ditanami padi serta Lawu Park, Spot Foto Kece Hingga Mini Outbond Semuanya Ada Disini!Tertawan Pantai Remen, Bali Nya Kota Tuban2. The Everglades, Amerika paling indah di dunia selanjutnya adalah The Everglades yang berada di Florida, Amerika Serikat. Everglades ini didesain sebagai salah satu dari tiga tanah basah untuk kepentingan global oleh rawa ini memiliki arti air yang ditutupi rumput’ dalam bahasa Indian Seminole. Menariknya, rawa ini menyimpan sejumlah ekosistem, termasuk payau berumput yang sering dianggap sebagai Everglades Sejati. Saat rumput ini tebal, tidak banyak satwa yang tinggal disana kecuali buaya aligator. Di antara rerumputan juga ada area rawa cypress dan bakau. Ekosistem lain yang ada disini adalah kayu keras hammock yang tumbuh antara satu hingga tiga kaki di antara rawa-rawa yang membentuk pulau Asmat Swamp, juga memiliki rawa paling indah di dunia yang berada di Papua, yaitu Rawa Asmat. Rawa lebat ini berada di pantai selatan Papua dan menampilkan hutan bakau yang indah di dekat pantai dan rerumputan tinggi serta pepohonan palem di Asmat ini seolah berada di tempat yang terpencil dan tersembunyi. Nama Asmat dipilih sendiri oleh masyarakat Suku Asmat, yang baru berhubungan dengan dunia luar di tahun 1950an. Untuk menyusuri rawa ini, disarankan untuk menggunakan pemandu dan kamu bisa berkesempatan untuk bertemu dengan Suku Asmat dan menyaksikan budaya mereka langsung dari Tigris Euphrates Swamp, Asia paling indah di dunia yang tak boleh untuk dilewatkan selanjutnya adalah Tigris Euphrates yang berada di Asia Barat. Rawa ini dulunya dikenal dengan nama Mesopotamia, daerah yang dilalui oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Tigris dan Eufrat, dialiri air dari rawa-rawa dan rawa ini dikelilingi oleh gurun dan menjadi sumber air penting di Teluk Persia bagian atas. Di tahun 1994, saat pemerintahan Saddam Husein, rawa ini dikeringkan dan aliran airnya dibuat ulang untuk mendapatkan kontrol politik terhadap penghuni lokal di Rawa Arab. Tindakan ini telah menyebabkan punahnya 52 spesies ikan asli, termasuk burung dan spesies mamalia seperti babi hutan dan The Pantanal, Pantanal tak hanya dikenal sebagai rawa paling indah di dunia, tapi juga sebagai rawa terbesar di dunia yang lokasinya mencakup tiga negara sekaligus, yaitu Brasil, Bolivia dan Paraguay, Rawa ini seolah menjadi surga bagi para pengamat ini menjadi habitat bagi caiman, yaitu sejenis buaya yang ukurannya lebih kecil dan capybara, yaitu hewan pengerat terbesar di dunia. Selain itu, di rawa ini kamu juga bisa menemukan hewan yang lebih langka seperti berang-berang sungai raksasa dan jaguar. Untuk mengunjungi rawa ini, kamu bisa mengikuti ragam pilihan tour yang beroperasi disini. Namun, kamu juga bisa bepergian sendiri karena disini banyak perkebunan lokal yang menawarkan akomodasi Okefenokee Swamp, Amerika paling indah di dunia yang tak boleh untuk dilewatkan selanjutnya adalah Okefenokee Swamp yang berada di Florida, Amerika Serikat. Rawa yang luasnya mencapai are ini menjadi lahan gambut paling besar di Amerika Utara dan diantara rawa di seluruh ini memiliki arti air berbusa dan bumi bergetar dalam bahasa Hitichi yang sekarang telah punah. Diberi nama demikian karena tanahnya yang Atchafalaya Basin, Amerika Atchafalaya ini merupakan rawa terbesar di Amerika sekaligus menjadi rawa paling indah di dunia. Lokasinya berada di sepanjang sungai dengan nama yang sama, tepat di sebelah barat Sungai ini menjadi rumah bagi buaya dan kuntul serta memiliki pemandangan yang sangat indah. Kamu bisa mengikuti tur untuk menjelajahi rawa ini dengan menggunakan perahu yang titik awalnya dimulai dari Houma, di sebelah barat New Bangweulu Swamps, paling indah di dunia selanjutnya adalah Rawa Bangweulu yang berada di Zambia. Nama Bangweulu ini memiliki arti dimana air bertemu dengan langit’.Pemandangan yang ditawarkan oleh rawa ini memang sangat indah dimana semua laguna dan saluran di tanah berawa ini berfungsi sebagai penadah banjir di Lembah Luapula. Legenda setempat mengatakan baha rawa ini merupakan tempat tinggal Emela-ntouka, yaitu makhluk mitoligi yang ukurannya sebesar gajah dan bentuknya mirip dengan Okavango Swamp, Okavango juga menjadi salah satu rawa paling indah di dunia yang juga menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Alam Afrika dan situs Warisan Dunia UNESCO. Berlokasi di Boswana, rawa ini merupakan lahan basan intermiten yang terbentuk ketika musim hujan dan saat musim kemarau kawasan ini akan menjadi hamparan kering yang dipenuhi gajah, singa, kerbau, hyena, buaya, rusa kutub dan badak. Pemerintah Boswana secara ketat membatasi pariwisata untuk menjaga daerah yang rentan secara ekologs ini agar tetap alai sehingga akomodasi di sekitar sini lebih condong ke kelas atas dengan sejumlah area perkemahan dan penginapan The Great Dismal Swamp, Amerika paling indah di dunia yang terakhir adalah The Great Dismal yang berada di perbatasan antara Virginia dan Carolina Utara, Amerika Serikat. Kawasan ini merupakan salah satu rawa area liar yang terakhir di timur Amerika Dismal ini sempat mengalami beberapa kerusakan oleh manusia seperti penebangan pohon dan pengelolaan yang buruk pada habitatnya. Namun di tahun 1974, ekosistem Rawa Dismal ini kembali tadi daftar rawa paling indah di dunia yang patut untuk kamu kunjungi. Sama sekali tidak menakutkan, bukan? Kira-kira rawa mana yang paling ingin kamu jelajahi? NilaiJawabanSoal/Petunjuk RUAK, RUAK-RUAK Burung yang tinggal di rawa-rawa RUAK Diulang burung yang tinggal di rawa-rawa IKAN ...buah kampung negeri; kuat - karena radai kuat burung karena sayap, kuat ketam karena sepit, pb tiap-tiap orang ada kekuatannya kelebihannya sen... KEDIDI Nama burung rawa, terinil BERKIK Burung rawa, seperti belekok, pemakan binatang kecil-kecil yang terdapat di lumpur MEMAJAKI Mengepak sarang burung, rawa, dsb; BELEKEK Burung liar yang hidup di rawa-rawa TUA Nenek sudah ... giginya tinggal dua lirik lagu Burung Kakaktua BUAYA Hewan reptil yang biasa tinggal di rawa dengan kulit yang keras BARAU-BARAU Burung penyanyi, warna bulunya abu-abu bercampur kuning; cucak rawa, Trachycomus zeylanicus PELIKAN Nama burung berparuh panjang dan kuat yang hidup di danau, rawa, dan lautan NIDIKOLA Keadaan hidup di sarang anak burung BERSIUL ...al bersenangsenang; 2 berbunyi tt beberapa macam burung; mendesis tt ular di sana-sini kedengaran burung ~; bunyinya seperti ular ~ ... MANDAR Nama burung yang biasa berenang di rawa-rawa dsb dan biasa pula ditangkap untuk dimasak nama yang diberikan kpd bahasa utama di negeri Cina yang dipa... SARANG Kandang Burung TANAH 1 permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali; 2 keadaan bumi di suatu tempat; 3 permukaan bumi yang diberi batas; 4 daratan; 5 permukaan bu... KUKILA Burung PAKSI Burung; poros pada mesin bubut SELANCAK Burung ELANG Jenis burung buas SENTALI Burung; Megalaima haemacephala AVES Burung/unggas PAYA Rawa yang bertumbuh-tumbuhan ADIOS Selamat tinggal, selamat jalan Spanyol NURI Nama Burung Hias Berparuh Bengkok Keindahan alam Kerinci mampu mengundang decak kagum, serta perhatian tersendiri bagi wisatawan. Berbagai pesona alam seperti danau, gunung, air terjun bisa dijumpai didaerah ini. Tempat wisata baru pun kini mulai bermunculan, dan seolah semakin mempertegas Kerinci sebagai surganya wisata Jambi. Salah satunya adalah Rawa Bento, yang kini juga mulai dilirik para pelancong. Berbagai indahnya pemandangan bisa dinikmati dari Rawa Bento. Gunung Kerinci yang berdiri dengan megahnya, serta hamparan hijau padang rumput dan pepohonan menciptakan nuansa asri. Sejuk dan segarnya udara pun semakin menambah keindahan yang dimiliki rawa ini. Secara administratif, Rawa Bento terletak di Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Lokasi rawa ini berjarak sekitar 44 kilometer dari Kota Sungai Penuh dan bisa dituju dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Setidaknya perjalanan ini akan memakan waktu hingga satu jam lebih karena untuk menuju lokasi rawa memang tak mudah. Setelah sampai di Desa Kersik Tuo, wisatawan harus melanjutkan perjalanan lagi melewati sungai Rawa Bento. Pengunjung bisa menyewa perahu-perahu milik masyarakat setempat, dan mereka akan dengan senang hati mengantar sampai tujuan. Akses dengan perahu pun kini semakin terkendala karena pendangkalan sungai yang terjadi. Diharapkan pemerintah setempat segera melakukan normalisasi sungai, agar perjalanan menuju rawa semakin mudah. Pesona Rawa Bento Berada pada ketinggian lebih dari meter diatas permukaan laut, membuat Rawa Bento menjadi rawa tertinggi di Sumatera. Luasnya mencapai hektar, dan merupakan rawa yang dipenuhi air tawar. Daerah sekitar rawa juga banyak ditemukan aneka vegetasi seperti rumput Leerxia Hexandra, dan jenis Eugenia Spicata. Tak hanya berbagai jenis rumput, daerah rawa juga memiliki beberapa jenis pohon yang menghiasi. Sehingga daerah rawa ini biasa juga disebut dengan hutan rawa. Dulunya, Rawa Bento merupakan sebuah danau namun akibat proses sedimentasi aliran sungai disekitarnya membuat danau pun semakin dangkal. Diketahui, memang terdapat beberapa aliran sungai disekitar rawa yang bersumber dari Gunung Kerinci. Jika dilihat dari kejauhan, air di Rawa Bento akan terlihat hitam pekat. Padahal saat dilihat dari dekat, air di rawa sangatlah jernih bahkan wisatawan bisa melihat aneka ikan dan ular yang sering berkeliaran. Terdapat beberapa jenis ikan yang hidup di rawa ini, seperti ikan semah, ikan seluang, ikan pareh dan juga belut. Biasanya ikan-ikan ini akan bersembunyi di tumbuhan enceng gondok yang memenuhi seluruh tepian rawa. Pengunjung bisa menyusuri rawa dengan menaiki kano yang disediakan penduduk setempat. Tak hanya wisatawan lokal saja, kegiatan ini juga mulai banyak diminati oleh turis-turis asing. Sembari menikmati keindahan pemandangan, wisatawan juga akan dimanjakan dengan berbagai spesies burung yang tinggal disekitar rawa. Aktivitas birdwatching sangat diminati bagi para pecinta burung, beberapa jenis burung seperti burung raptor, raja udang, itik gunung, berkik dan masih banyak lagi yang bisa dijumpai. Burung-burung ini terbang dengan bebas dan sering mencari makanan di Rawa Bento. Menurut penelitian, lebih dari 400 ekor burung yang terbagi dalam 12 jenis menjadi hewan endemik di rawa ini. Keindahan Rawa Bento juga tak lepas dari berbagai masalah yang menjadi kendala. Seperti pendangkalan sungai, serta sebagian kawasan rawa yang kini mulai diubah menjadi lahan pertanian. Tak hanya itu saja, banyaknya tanaman enceng gondok yang tak terkendali semakin lama menutupi permukaan rawa. Fasilitas di Rawa Bento Merupakan tempat wisata yang tergolong baru, membuat fasilitas di Rawa Bento ini masih sangat minim. Belum dibangun beberapa fasilitas seperti tempat parkir, mushola atau masjid dan juga kamar mandi disekitar rawa. Pengunjung bisa menemukan fasilitas terdekat pada Desa Jernih Jaya atau Desa Kersik Tuo. Selain itu, akses menuju ke lokasi Rawa Bento pun masih sulit dan bukan tak mungkin akan menjadi penghalang wisatawan yang hendak berkunjung. Di rawa, tersedia kano serta perahu-perahu tradisional yang bisa disewa dengan harga terjangkau. Perahu-perahu ini milik para penduduk setempat, yang biasa digunakan mencari ikan atau mengangkut hasil pertanian. Menemukan penginapan disekitar Rawa Bento pun masih sulit. Namun tenang saja, wisatawan bisa menjumpai beberapa homestay di Desa Kersik Tuo. Pada Kota Sungai Penuh pun terdapat beberapa hotel, yang bisa dijadikan alternatif jika homestay-homestay ini telah dipenuhi tamu. Baca Juga Pantai Indah Koto Petai, Pantai Eksotis di Tepi Danau Kerinci Berkunjung ke Rawa Bento bisa menjadi alternatif wisata apabila berada di Kerinci, berikut beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan saat berwisata di rawa. Menikmati Keindahan Alam Jika kamu sudah bosan dengan berbagai wisata yang ada di Kerinci, cobalah datang ke Rawa Bento. Tempat ini masih tergolong baru dan belum banyak orang yang mengetahuinya. Keindahan alamnya pun tak kalah dengan objek wisata lain di Kerinci. Dari rawa ini kamu bisa melihat pemandangan Gunung Kerinci, serta hamparan hijaunya padang rumput dan hutan rawa. Kamu bisa berkeliling rawa dengan berkano untuk menikmati setiap spot-spot menarik yang dimiliki Rawa Bento. Sebelum berkano, kamu harus melintasi sebuah padang rumput dengan tanah rawa. Ketika melintasi lokasi ini memang menawarkan sensasi tersendiri. Tanah rawa yang lembut, dan basah memerlukan kehatian-hatian untuk melintasinya. Birdwatching dan Memancing Bagi para penghobi burung, Rawa Bento layaknya sebuah surga yang menawarkan berbagai jenis burung liar. Birdwatching ini sendiri memang sangatlah seru, dengan menggunakan kano kamu bisa melihat burung-burung liar dengan bebasnya terbang. Terkadang mereka akan mendarat untuk minum atau mencari makan disekitar rawa. Tak hanya itu saja, di rawa kamu juga bisa menuangkan hobi memancing. Terdapat beberapa jenis ikan yang bisa kamu tangkap di rawa ini, salah satunya ikan semah yang terkenal lezat dan memiliki nilai jual tinggi. Sambil bersantai di pinggir rawa, kamu bisa menyantap ikan hasil tangkapanmu dengan cara membakarnya. Hunting Foto Pemandangan yang ditawarkan Rawa Bento dapat menjadi tujuan bagi para penghobi fotografi. Keindahan alamnya memang mengagumkan, dan sangat disayangkan apabila tidak diabadikan. Kamu pun bisa memotret di rawa ini, dan mengabadikan megahnya Gunung Kerinci yang tepat berdiri dibelakang hamparan rawa. Banyak pula fotografer yang datang untuk memotret burung-burung disekitar rawa. Tak jauh dari rawa, juga terdapat sebuah jembatan unik yang sering digunakan berfoto. Jembatan ini juga menjadi salah satu spot paling menarik di Rawa Bento. Kamu bisa berfoto, dengan memanfaatkan hamparan hijaunya hutan rawa, serta megahnya Gunung Kerinci. Baca Juga 235 Tempat Wisata di Jambi Paling Menarik dan Wajib Dikunjungi Tips Berwisata di Rawa Bento Jika kamu belum pernah datang ke rawa ini, maka ajaklah teman atau penduduk setempat yang mengetahui persis lokasi rawa. Selalu waspada dan berhati-hatilah selama dirawa, karena sering dijumpai hewan-hewan liar yang berkeliaran. Saat berjalan di sekitar rawa, hati-hatilah karena bisa saja kamu terperosok di rawa. Wisatawan dilarang menangkap burung, atau menembak burung disekitar rawa. Jagalah kelestarian dan kebersihan rawa, dan jangan membuang sampah sembarangan. Galeri Foto Rawa BentoWelcome to Rawa BentoPotret Rawa Bento di Kaki Gunung KerinciHunting FotoSpot Foto di Pinggiran RawaCamping di Rawa Bento ArticlePDF AvailableAbstractBird is one of the important species associated with mangrove vegetation. This study aims to determine the diversity of birds in the mangrove areas of Rawa Aopa Watumohai National Park, Indonesia. Observations were done at 12 points for data collection by scanning field by field method. The results revealed that about 54 bird species was found in the surrounding mangrove, eight types of which species was Sulawesi endemic birds and at least three types of which species was migratory birds. The bird species commonly found was Pergam Laut Ducula bicolor, as many as 63 individuals. Index of bird diversity in the mangrove Rawa Aopa Watumohai National Park was Diversity, birds, mangrove, Rawa Aopa Watumohai National Park Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Keragaman Jenis Burung pada Kawasan Mangrove ....Maryatul Qiptiyah, et JENIS BURUNG PADA KAWASAN MANGROVE DITAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAIBird’s Diversity in Mangrove Area of Rawa Aopa Watumohai National ParkMaryatul Qiptiyah1, Bayu Wisnu Broto2dan Heru Setiawan21Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman HutanJl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, toe2l Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. P. Kemerdekaan Km 16 MakassarTelp./Fax. 0411-554049/554051. Emailbayuwbroto & hiero_81 26 Februari 2013, disetujui 22 April 2013ABSTRACTBird is one of the important species associated with mangrove vegetation. This study aims todetermine the diversity of birds in the mangrove areas of Rawa Aopa Watumohai National Park,Indonesia. Observations were done at 12 points for data collection by scanning field by fieldmethod. The results revealed that about 54 bird species was found in the surroundingmangrove, eight types of which species was Sulawesi endemic birds and at least three types ofwhich species was migratory birds. The bird species commonly found was Pergam Laut Duculabicolor, as many as 63 individuals. Index of bird diversity in the mangrove Rawa AopaWatumohai National Park was Diversity, birds, mangrove, Rawa Aopa Watumohai National ParkABSTRAKBurung merupakan salah satu satwa penting yang berasosiasi dengan vegetasi ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis burung di kawasan mangroveTaman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Pengamatan dilakukan di 12 titik pengamatan denganpengumpulan data menggunakan metode jelajah pada masing-masing tipe habitat. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa sekitar 54 jenis burung ditemukan di sekitar mangrove, delapandi antaranya adalah jenis burung endemik Sulawesi dan paling sedikit tiga jenis di antaranyamerupakan burung pendatang. Jenis burung yang paling umum ditemukan adalah Pergam LautDucula bicolor, yaitu sebanyak 63 individu. Indeks keragaman burung di kawasan mangroveTaman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah 3, kunci Keragaman, burung, mangrove, Taman Nasional Rawa Aopa WatumohaiI. PENDAHULUANKawasan hutan mangrove merupakan habitat dari berbagai jenis satwa sepertiprimata, reptilia dan burung. Jenis burung yang hidup di sekitar mangrove tidak selalusama dengan jenis-jenis burung yang hidup di daerah hutan sekitarnya karena sifatkhas hutan mangrove Rusila Nooret al., 1995 dalam Elfidasari dan Junradi, 2006.Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai TN RAW merupakan salah satukawasan konservasi yang memiliki ekosistem mangrove seluas ha. Ekosistem Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 2 No. 1, April 2013 41 - 5042mangrove TN RAW berkembang di sepanjang Pantai Lanowulu hingga Langkowalabagian selatan. Ekosistem mangrove TN RAW memiliki luas ± 6000 ha dengan panjang24 km mulai dari Sungai Roraya hingga Sungai Langkowala. Jarak ekosistem mangrovebervariasi dari 2 - 7 km dari garis pantai sampai batas tepi mangrove mangrove di kawasan TN RAW memiliki keanekaragaman jenis yangtinggi. Jenis vegetasi mangrove tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok besaryaitu mangrove mayor Rhizophora, Bruguiera, Soneratia, Nypadan lain-lain,mangrove minor Xylocarpussp, Aegicerassp dan lain-lain, asosiasi mangroveHibiscussp, Pandanussp dan lain-lain.Burung merupakan salah satu satwa yang dapat dijumpai di sekitar kawasanmangrove TN RAW. Kehadiran burung dalam suatu kawasan memiliki nilai penting,salah satunya sebagai indikator biologi suatu kawasan. Penelitian tentang keragamanburung di sekitar mangrove TN RAW pernah dilakukan oleh Gunawan dan Anwar2004, namun hanya di sekitar sungai Lanowulu. Berdasarkan hal tersebut makapenelitian keragaman burung di seluruh kawasan mangrove TN RAW penting untukdilakukan sebagai upaya pelestarian jenis burung maupun kawasan METODE PENELITIANA. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada kawasan hutan mangrove Taman NasionalRawa Aopa Watumohai pada bulan April 2011 – November 2011 di areal sungai Rorayasampai dengan sungai Langkowala. Secara administrasi kawasan ini terletak padaempat kabupaten wilayah yaitu Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka danBombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geografis terletak antara 121°44’ -122°44’ Bujur Timur dan 4°22’ – 4°39’ Lintang MetodePendataan burung dilakukan dengan metode jelajah pada masing-masing tipehabitat field by field methods. Pada tipe habitat yang tidak memungkinkanpenjelajahan secara fisik, maka dilakukan pendataanscaningpengamatan secaramenyeluruh pada habitat tersebut dari posisi satu titik pengamatan. Keragaman Jenis Burung pada Kawasan Mangrove ....Maryatul Qiptiyah, et titik dilakukan pengamatan dua kali masing-masing selama 2 dua jam,pagi dan sore Pengamatan burung dilakukan di 12 titikpengamatan yang dibagi menurut keterwakilan ekoton di lokasi penelitian yaitu 1. Mangrove dengan savanna,2. Mangrove dengan pantai,3. Mangrove dengan hutan dataran rendah, dan4. Dalam kawasan hutan Analisis DataAnalisis keanekaragaman jenis H’ menggunakan acuanShannon Index ofDiversity, dengan rumus menurut Ludwig dan Reynolds 1988.H’ =NniNnilogKeteranganH’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Weinerni = Jumlah individu jenis ke-iN = Jumlah individu seluruh jenisIndeks kemerataan jenis E dengan menggunakan rumusPielow EvennesIndicesLudwig dan Reynolds, 1988.E =SInHKeteranganE = Indeks kemerataan jenisH’ = Indeks keanekaragaman Shannon-WienerS = Jumlah jenis yang ditemukanIdentifikasi jenis burung mengunakan Panduan Lapangan Burung-Burung diKawasanWallaceaoleh Coates dan Bishop 2000 dan Panduan Lapangan Burung-Burung di Sulawesi oleh Holmes dan Phillips 1999. Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 2 No. 1, April 2013 41 - 5044III. HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis yang ditemukan di kawasanmangrove TN RAW sebanyak 54 jenis, 8 jenis di antaranya merupakan jenis endemikSulawesi serta paling sedikit 3 jenis burung pendatang. Delapan jenis burung endemikSulawesi dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan hasilpenelitian di lokasi yang sama oleh Gunawan dan Anwar 2004, yang menjumpaisebanyak 76 1. Delapan jenis burung endemik SulawesiTable 1. Eight types of Sulawesi endemic birdsNo. Nama Indonesia/Daerah Nama Latin1. Cabai panggul-kelabuDicaeum nehrkorni2. Cikrak SulawesiPhylloscopus sarasinorum3. Elang SulawesiSpizaetus lanceolatus4. Elang-ular SulawesiSpilornis rufipectus5. Kacamata SulawesiZosterops consobrinorum6. Kirik-kirik SulawesiCoracias temminckii7. Serindit SulawesiLoriculus stigmatus8. Tiong-lampu SulawesiCoracias temminckiiBurung yang paling sering dan mudah dijumpai di kawasan hutan mangrove TNRAW adalah jenis Pergam laut Ducula bicolor. Selama penelitian, jenis burungtersebut dijumpai beristirahat tidur di ujung dahan mangrove. Selain itu, jenis lain yangmelimpah dan mudah dijumpai di kawasan mangrove TN Rawa Aopa Watumohaiadalah Cekakak sungai Halchyon chloris, Kacamata Zosteropsspp, Layang-layangbatu Hirundo tahitica.Indeks keragaman jenis burung di kawasan mangrove TN RAW adalah sebesar3,40 dengan indeks kemerataan jenis sebesar 0,53. Nilai indeks keanekaragamanburung yang didapatkan lebih kecil dari indeks keanekaragaman Shannon-Wiener yangdidapatkan oleh Gunawan dan Anwar 2004, yaitu sebesar 3,91. Hal inimengindikasikan telah terjadi degradasi keanekaragaman burung di kawasanmangrove TN RAW. Di sisi lain, adanya dominasi dari jenis Pergam laut Duculabicolor juga menyebabkan nilai keanekaragaman burung pada saat penelitian menjadilebih rendah dibandingkan hasil penelitian Gunawan dan Anwar 2004. Keragaman Jenis Burung pada Kawasan Mangrove ....Maryatul Qiptiyah, et besar burung yang dijumpai di kawasan TN RAW merupakan burungpenetap, yaitu sebesar 51 jenis. Sisanya berdasarkan Coates dan Bishop 2000tergolong dalam kelompok jenis burung migran, yaitu jenis yang tidak berkembangbiak di Indonesia. Burung migran antar benua dijumpai hanya singgah pada waktutertentu sekitar bulan Juli – April untuk istirahat dan mencari makan Hasudungan,2005. Pada saat penelitian baik jumlah jenis maupun jumlah individu burung migrandijumpai hanya sedikit. Hal ini disebabkan waktu pengamatan tidak tepat pada musimpuncak migrasi burung migran, yaitu sekitar bulan Nopember sampai dengan bulanFebruari dalam setiap mangrove di TN RAW berbatasan langsung dengan savana,perkampungan penduduk dan hutan dataran rendah. Hal ini menyebabkan burungyang dijumpai selama penelitian sebagian besar merupakan kelompok burungterrestrial, yaitu burung yang tidak tergantung pada perairan secaraobligat. Jumlahjenis burung terrestrial adalah sebanyak 38 jenis 70,37% dari seluruh jenis yangdijumpai di kawasan mangrove TN RAW. Keberadaan jenis burungterrestrialinimengindikasikan hutan mangrove TN RAW dapat menyediakan habitat burungterrestrialyang tidak tersedia. Negelkerkenet al.2008 menyatakan spesies burungterrestrialmenempati habitat mangrove dikarenakan habitat yang disukai tidak tersedia,atau karena hutan mangrove menyediakan habitat marginal untuk beberapa individupopulasi yang menempati hutan di sekitar hutan mangrove. Kelompok burungterrestrial biasanya mengunjungi mangrove untuk memanfaatkan percabangan pohonsebagai tempat beristirahat atau mencari makan, sedangkan kelompok burungwaterbirddan ataushorebirdmemanfaatkan lahan basah di sekitar mangrove untukmencari jenis pakan, burung yang dijumpai di kawasan mangrove TN RAWsebagian besar merupakan jenis burung karnivora pemakan ikan, serangga,vertebrata dan invertebrata, yaitu sebanyak 32 jenis 59,26%, sedangkan jenisburung yang termasuk herbivora pemakan nektar, daun, buah, biji dan omnivorasama jumlahnya masing-masing 9 jenis 16,67%. Hal ini sama dengan hasil penelitianGunawan dan Anwar 2004, yang menjumpai lebih banyak kelompok burungkarnivora dibandingkan dengan kelompok burung herbivora dan jenis burung yang dijumpai selama penelitian termasuk dalam daftarjenis yang dilindungi baik berdasarkan IUCN, CITES atau Peraturan PerundanganRepublik Indonesia. Jenis burung yang masuk status keterancaman IUCN sebanyak 3 Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 2 No. 1, April 2013 41 - 5046jenis, yaitu Bangau Bluwok Mycteria cinerea, Decu Timor Sexicola guttularis danPergam katanjar Ducula rosacea. Jenis burung yang termasuk dalam daftarAppendixCITESsebanyak 5 jenis, yaitu Bangau Bluwok Mycteria cinerea, Betet-Kepala Paruh-Besar Tanygnathus megalorynchos, Elang Sulawesi Spizaetus lanceolatus, Elang-Ular Sulawesi Spilornis rufipectus, dan Serindit Sulawesi Loriculus stigmatus.Sementara itu terdapat 13 jenis yang dilindungi oleh peraturan perundangan diIndonesia antara lain Bluwok Mycteria cinerea; Blekok sawah Ardeola speciosa;Cekakak sungai Halchyon chloris dan selengkapnya pada Lampiran Bluwok Mycteria cinerea merupakan jenis burung yang dilindungi baikoleh peraturan perundangan Indonesia, IUCN dan CITES. Populasi Bangau Bluwok di alam terus mengalami penurunan disebabkan oleh konversi habitat,pencemaran dan perburuan Birdlife, 2012. Keberadaan spesies dilindungi tersebutmenunjukkan bahwa kawasan mangrove TN RAW memiliki nilai penting untukkelangsungan jenis Bangau Bluwok M. cinerea dan spesies burung penelitian memberi petunjuk bahwa kawasanWallaceayang terdiri daribanyak pulau memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan. Keanekaragamanini dicirikan oleh tingkat endemisme yang tinggi di antara burung-burungnya. AvifaunakawasanWallaceasangat kaya, ada 249 jenis yang terdapat di kawasan ini,merupakan 36 % dari 698 jenis yang tercatat di kawasan ini. Selain itu, 27 jenisendemik di Indonesia juga berada di kawasanWallacea. Subkawasan Sulawesimendukung avifauna yang terkaya, jenis endemiknya paling tinggi dan paling beragamdi kawasan Wallacea termasuk 16 marga endemic Coates dan Bishop, 2000.Pesatnya perkembangan pembangunan menyebabkan semakin tingginyaancaman terhadap hutan dan ekosistem alam tidak terkecuali hutan mangrove. Luaspenyebaran mangrove dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan akibat darikegiatan konversi lahan menjadi lahan tambak, penebangan liar dan sebagainyaDahuri, 2002. Kegiatan alih fungsi lahan tersebut akan mengakibatkan berkurangdan rusaknya ekosistem mangrove dalam jangka panjang dan akan mengganggukeseimbangan ekosistem mangrove khususnya dan ekosistem pesisir kawasan mangrove TN RAW perlu untuk dijaga karena merupakanhabitat burung terpenting, terutama untuk perwakilan ekosistem mangrove ini merupakan habitat bagi beberapa jenis burung endemik dan itu, tingginya nilai keanekaragaman jenis burung mengindikasikan bahwakawasan mangrove di TN RAW masih mampu menyediakan kebutuhan dasar bagi Keragaman Jenis Burung pada Kawasan Mangrove ....Maryatul Qiptiyah, et avifauna. Untuk itu, perlu ditetapkan titik-titik pengamatan permanensehingga populasi, dinamika populasi dan berbagai aspek kehidupan avifaunaekosistem mangrove dapat dipantau secara KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanJenis burung yang dijumpai di hutan mangrove Taman Nasional Rawa AopaWatumohai sebanyak 54 jenis, 8 jenis di antaranya merupakan jenis endemik Sulawesidan paling sedikit 3 di antaranya adalah jenis burung pendatang. Nilai IndeksKeanekaragaman jenis burung di TN RAW adalah 3,40 dan Indeks kemerataan adalah0, SaranPerlu dijaga kelestarian kawasan mangrove agar nilai keanekaragaman burungtidak mengalami penurunan. Perlu ditetapkan titik-titik pengamatan secara permanensehingga pemantauan populasi, dinamika populasi dan berbagai aspek kehidupanavifauna ekosistem mangrove dapat dilakukan secara TERIMA KASIHKami sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada kepala Balai PenelitianKehutanan Makassar, Kepala Balai dan staf Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, MAzis Rakhman, Mursidin, dan Fajri Ansari atas kerjasama yang baik dalam melakukanpenelitian PUSTAKABibby, Burgess & Hill. 1992.Bird Cencus International. 2012.Mycteria cinerea. In IUCN 2012. IUCN Red List OfThreatened species. Version Downloaded on 10November & Bishop. 2000.Panduan Lapangan Burung-Burung Di KawasanWallacea. Bogor Birdlife International-Indonesia Programme & Dove Publication. Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 2 No. 1, April 2013 41 - 5048Dahuri, R. 2002. Integrasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Makalah disampaikan dalam lokakarya Nasional PengelolaanEkosistem Mangrove di Jakarta, 6-7 Agustus 2002. Kementerian Kelautan & Junardi. 2006. Keragaman Burung Air di Kawasan Hutan Mangrove PenitiKabupaten 71, 63 – H., & C. Anwar. 2004. Keanekaragaman Jenis Burung Mangrove Di TamanNasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Penelitian Hutan danKonservasi Alam, 13, F. 2005,Laporan Teknis Pelatihan Survey Burung-pantai di Jawa. BogorWetland International - Indonesia D., & K. Phillipps. 1999.Burung-Burung Di Sulawesi. Bogor & Reynold. 1988.Statistical Ecology. Toronto Wiley Interscience Wiley & I., Blaber, S. Bouillon, P. Green, M. Haywood, Kirton , , J. Pawlik , Penrose , A. Sasekumar, & Somerfield. 2008.The Habitat Function of Mangroves for Terrestrial and Marine Fauna A Botany,892, 155– W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar.2007.Daftar Burung Indonesia Bogor Indonesian Ornithologists’Union, Keragaman Jenis Burung pada Kawasan Mangrove ....Maryatul Qiptiyah, et 1. Daftar burung yang dijumpai di sekitar Mangrove TN Rawa AopaWatumohai, tahun 2011Appendix 1. List of birds recorded around mangrove at Rawa Aopa WatumohaiNational Park, 2011NO Nama Nama Latin N RAStatusKeendemikanEndemismStatusStatusKonservasiConservationStatus*SpesialisasiSpecialisationFeedingguildStatusKehadiranPresencestatus1 Bangau bluwokMycteria cinerea25 4,25 NE VU, I, AB W f, iv R, LM2 Bambangan merahLxobrychuscinnamomeus1 0,17 NE - W f R, LM3 Betet-kepala paruh-besarTanygnathusmegalorynchos1 0,17 NE II T b, s, d,n, bgR4 Blekok sawahArdeola speciosa3 0,51 NE B W f,v, iv,i R5 Bondol RawaLonchura Malacca4 0,68 NE - T s R6 Bubut alang-alangCentropusbengalensis2 0,34 NE - T i R7 Burung maduNectarinia 2,89 NE ? T bg R8 Burung-madusrigantiNectarinia jugularis25 4,25 NE AB T bg R9 Cabai panggul-kelabuDicaeum nehrkorni5 0,85 ES - T b, s, i R10 CabakCaprimulgus 0,17 ? ? T i R11 CangakArdea 0,17 NE ? W f, v, i R12 Cangak abuArdea cinerea1 0,17 NE - W f, v, i R13 Cangak lautArdea sumatrana1 0,17 NE - W f, v, i R14 Cangak merahArdea purpurea18 3,06 NE - W f, v, i R15 Cekakak sungaiHalchyon chloris30 5,10 NE AB T v, iv R16 Cici merahCisticola exilis9 1,53 NE - T i R17 Cikrak sulawesiPhylloscopussarasinorum3 0,51 ES - T i R18 CinenenOrthotomus 0,17 NE - T i R19 Dara lautSterna sp10 1,70 NE AB W f R?, M?20 Decu belangSaxicola caprata4 0,68 NE - T i R21 Decu timorSexicola guttularis6 1,02 EW NT T i R22 Elang sulawesiSpizaetuslanceolatus1 0,17 ES II, AB T iv, v, i R23 Elang-ular SulawesiSpilornis rufipectus3 0,51 ES II, AB T iv, v, i R24 Elang-alapAccipiter 0,34 NE, EW ? T iv, v, i R25 Gagak hutanCorvus enca1 0,17 NE - T b, v, i R26 Gagang-bayangbelangHimantopusleucocephalus11 1,87 NE AB W R?, LM?27 Gajahan besarNumenius arquata3 0,51 NE AB W iv M28 Gajahan pengalaNumeniusphaeopus6 1,02 NE AB W iv M29 KacamataZosterops 6,46 NE ? T b, n, i R30 kacamata lautZosterops chloris35 5,95 NE - T b, n, i R31 Kacamata sulawesiZosteropsconsobrinorum17 2,89 ES - T b, n, i R32 Kareo padiAmaurornisisabellinenus1 0,17 NE W s, iv, f,iR33 Kekep babiArtamusleucorhynchus26 4,42 NE - T i R34 Kepudang kuduk-hitamOriolus chinensis11 1,87 NE - T b, i R Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 2 No. 1, April 2013 41 - 5050Lampiran 1. LanjutanAppendix 1. ContinuedNO Nama Nama Latin N RAStatusKeendemikanEndemismStatusStatusKonservasiConservationStatus*SpesialisasiSpecialisationFeedingguildStatusKehadiranPresencestatus35 Kirik-kirikMerops 2,38 NE - T i R, M36 Kirik-kirik sulawesiCoraciastemminckii10 1,70 ES T i R, M37 Kuntul karangEgretta sacra5 0,85 NE AB W f, iv R38 Kuntul perakEgretta intermedia1 0,17 NE AB W f, v, i R39 KutilangPycnonotusaurigaster6 1,02 NE - T b, i R40 Layang-layang batuHirundo tahitica43 7,31 NE - T i R41 Burung-madu hitamNectarinia aspasia3 0,51 NE - T bg, f R42 Pergam katanjarDucula rosacea5 0,85 NE NT T b R43 Pergam lautDucula bicolor63 10,71 NE - T i R44 Pergam tutuDucula forsteni2 0,34 EW - T b R45 PuyuhCoturnix chinensis2 0,34 NE - T R46 Raja-udang biruAlcedo azurea2 0,34 NE - T f, iv, i R47 Raja-udangmenintingAlcedo meninting2 0,34 NE AB T f, i R48 Remetuk lautGerygonesulphurea23 3,91 NE - T i R49 Serindit sulawesiLoriculus stigmatus3 0,51 ES II T b, n R50 Sri guntingDicrurus 1,87 NE ? T i R51 Tekukur biasaStreptopeliachinensis13 2,21 NE - T s R52 Tikusan alis-putihPoliolimnas cineria11 1,87 NE - W s, iv, i R53 Tiong-lampusulawesiCoraciastemminckii1 0,17 ES - T R54 Trinil pantaiAcititis hypoleucos45 7,65 NE - W iv, i MJ U M L A H 588Keterangan Remarks  N = jumlah dijumpai Number, RA = Kelimpahan Relatif Relative Abundance. Keendemikan/Endemism ES Endemik Sulawesi/Sulawesi Endemic, NE tidak endemikSulawesi/Not Sulawesi Endemic. Spesialisasi/Specialisation T Burung daratan/Terrestrial bird; W Burung air/Water bird. Status konservasi/ Conservation status Status keerancaman IUCN DD Kurang data/DataDeficient, LC Beresiko rendah/Least concern, NT Hampir terancam/Near Threatened,VU Rentan/Vulnerable, EN Genting/Endangered, CR Kritis/Critical; StatusPerdagangan dalam CITES I untuk Lampiran I, II untuk Lampiran II dan III untuk LampiranIII; status perlindungan dalam Peraturan Republik Indonesia A = UU tahun 1990, B= PP tahun 1999 Sukmantoroet al., 2007.Feeding Guild H Herbivore d daun/leaf, b buah/fruit, s biji/seed, n madu/nectar, bg bunga/flower; Carnivora v hewan bertulang belakang/vertebrate, ivhewan tidak bertulang belakang/invertebrate, i serangga/insect, f ikan/fish; O makanhewan dan tumbuhan/Omnivore. Status kehadiran/Presence status R Penetap/Resident, M pendatang musiman/SeasonalMigrant, LM Pendatang lokal/Local migrant. ... The results of research conducted by Iswandaru [16], that mangrove forest degradation in KPHL affects bird species diversity and is used as a bioindicator of habitat destruction. In addition, the results of research on the mangrove ecosystem in the Aopa Watumohai Swamp National Park suffered minor damage, and the bird community was used as a bioindicator of environmental damage [17]. This study aims to look at changes in mangrove habitat conditions to bird communities to conserve the area. ...M A A SalahuddinI S Rohayani Dining aidil CandriThe Mandalika Special Economic Zone SEZ was designated as a tourist area in 2015. The development of the Mandalika area directly impacts the sustainability, diversity of species, especially birds that make mangroves their habitat. The study aims to investigate the value of bird species diversity in mangrove habitats as bioindicators. Furthermore, the research has been carried out for three months, from March to May 2021. Research data collection uses the roaming method, and data analysis uses bird community structure analysis Diversity Index. In this study, 33 species of birds were found. Furthermore, it was found that six species of birds are protected wildlife. In addition, 16 are migratory birds, and 27 are Least Concern LC bird species; four species have Near Threatened NT status. Meanwhile, the Index of bird community structure is H’ uniformity E and dominance C The value of the bird community structure in the Mandalika SEZ shows the condition of mangrove habitat in the moderate damage category. Therefore, there needs to be an effort to preserve mangroves involving the community, government, and Indonesia Tourism Development Corporation ITDC area managers.... We also found four seed eater species granivore which is mostly dominated by Munias, three nectarivore species and one frugivore species. The composition of feeding guild in Universitas Hasanuddin fishpond was similar to those in Lampoko-Mampie [17] and Rawa Aopa Watumohai [22] but slightly different with Pallime Estuary and Tempe Lake which is consists of less species in granivore and nectarivore [23]. Most of study site landscape dominated by extensive open area consist of pond and embarkments. ...Sulawesi, the largest island in Wallacea region is well-known for its avifauna diversity and endemism. The island is mountainous and surrounded by long coastline with mangrove and wetland ecosystems. To date, most of coastal area converted into fishpond, rice field and settlement. As a result, many species are seriously threatened by land conversion. Nevertheless, species composition of birds in the converted coastal area has poorly studied. To fill in the information gaps, we conducted research in Universitas Hasanuddin fishpond. The fishpond situated in Tanjung Kupa, a small peninsula in Mallusetasi subdistrict, Barru regency, South Sulawesi. This research aimed to figure out the species composition, ecological niche, conservation status and feeding guild of the bird at converted coastal area. Data were collected using MacKinnon list method in the morning at and in the afternoon at from August to September 2020. From the observations, we recorded 37 bird species from 25 families consist of 29 resident, 4 migratory, 3 introduce and 1 endemic species. Most of common birds species dominated by open-country specialist which indicates a change in the composition of bird species in the converted coastal areas of Barru Regency.... The availability of vegetation and microclimate conditions of this type were thought to be suitable for the life of this species, so that this species moved from its main habitat on Seram Island. The number of bird species in the world was estimated to reach 8,800 -10,200 on data released by the Indonesian Wild Bird Conservation Association Of the total number of species in the world, 1,672 bird species are part of the typical endemic animals owned by Indonesia [9]. ...The bird species diversity is an indicator of the ecosystem stability. The high diversity index of birds is an indicator of healthy and stable ecosystem condition so that it can become a supporter of birdlife. The study aimed to determine the level of bird diversity on a small island in Maluku, namely the Saparua Island Protected Forest. The study was conducted in June - July 2019 using the Line Transect method on 100 m transect with 100 m transect distance, and 50 m band transect width left and right transect on a plot area of 50,000 m ² 5 ha. Observations were carried out in the morning at - Eastern Indonesian Time and afternoon at - Eastern Indonesian Time. The parameters used are the species distribution, species diversity, species abundance, and bird species evenness. The results found that the number of bird encounters in 5 transects varied. There were 16 species in transect one, 12 bird species in transect two, 9 bird species in transect three, 7 bird species in transect four and 12 bird species in transect five. The ten bird species that have conserved value and protected value were found. There were also three endemic species - each endemic was Ambon Bueno Ceram namely Myzomela seram , and the other two species are Maluku Endemic species, namely Sikatan Kelabu and Cabai Kelabu. The three types were species of birds with very limited distribution, while seven other species were animals that were protected by the state. Richness index of bird species ranges from low - medium, which was classified as medium category, transects 1, 2 and 5, with a value of the Richness Index in the range of - 4, while transects 3 and 4, low categories of - R1 3 which shows that transects 4 and 4 are in a low category and transects 1, 2 and 5 are in the high category. The abundance class of birds with conserved value and protected value were divided into three kinds. The four types were classified as rare abundance class, namely Elang bondol, Nuri bayan, Nuri pipi-merah dan Raja-udang suci. Then, the three types were classified as uncommon abundance class, namely Pergam mata-putih, Sikatan kelabu dan Myzomela seram. Furthermore, the three types were included in the frequent abundance class, namely Cabai kelabu, madu hitam dan madu sriganti.... Sebanyak jenis burung yang tercatat di dunia, jenis diantaranya terdapat di negara Indonesia dengan 397 jenis 26% endemic. Dari spesies burung yang ada di Indonesia, 104 spesies dikategorikan sebagai terancam punah secara menyeluruh, sementara 152 spesies lainnya tergolong pada kategori mendekati terancam punah Mardiastuti, Kusrini, Mulyani, & Soehartono, 2008 Mardiastuti, Prasetyo, & Mulyani, 2011;Kamal, 2017Kamal, , 2018Mashudi & Marhento, 2016;Rahayuningsih, Purnomo, & Priyono, 2010;Rusmendro, 2009;Santosa, Harianto, & Nircahyani, 2016, taman nasional Bahtiar et al., 2014;Kartijono, Rahayuningsih, &Abdullah, 2010;Nurmaeti, Abidin, & Prianto, 2018;Qiptiyah, Broto, & Setiawan, 2013;Sawitri & Iskandar, 2012;Winara, 2015 bahkan hutan Hamzati & Aunurohim, 2013;Kamal, 2016;Kamal, Agustina, & Azhari, 2018;Kamal et al., 2013;Paramita et al., 2015;Rohiyan, Setiawan, & Rustiati, 2014;Widodo, 2010 Endah & Partasasmita, 2015;Hidayat & Dewi, 2017;Kamal, 2018;Kamal et al., 2018Kamal et al., , 2013Kartijono et al., 2010;Rahayuningsih et al., 2010;Rusmendro, 2009;Saefullah, Mustari, & Mardiastuti, 2015;Santosa et al., 2016. Pada metode ini pengamatan hanya tetap berdiri dalam suatu lokasi yang telah ditentukan selama periode waktu tertentu sambil mencatat serta menghitung burung Colin, Martin, & Stuart, 2000. ...Amanda AprilianoChairul AnwarSuci Wulan PawhestriRina Budi SatiyartiBiodiversity of Indonesia is worldwide known. One of those is bird biodiversity. The native utilize birds as a pet. It is because birds have a beautiful color and voice. Therefore, Rare birds is likely to be hunted to get their aesthetic value. Raden intan Islamic ngy UIN RIL were a part of city forest. Trees and scrub were considered as bird habitat. The aim of this research is to identify birds in UINRIL campus, gruping the bird based on their research was done in five station each three times. The method is point count. All data were collected at and WIB. Data were analyzing using deskriptif quantitative approach. Diversity index H’ for all station is Diversity average at all station wereH’ 2,023. This research had success write 24 species of birds from 16 famili. Three of them were under government surveillance pp no. 7 year 1999. They are cekakak sungai Todirhamphus chloris, madu sriganti Nectarinia jugularis, and madu kelapa Anthreptes malacensis.... eight endemic species are Dicaeum nehrkorni, Phylloscopus sarasinorum, Spizautus lanceolatus, Spilornis rufipectus, Zosterops consobrinum, Coracias temminckii, Loriculus stigmatus, and Coracias temminckii[6]. Callapia celebica, and many other species. ...Artain is a village located opposite the Riam Kanan reservoir in Aranio District, Banjar Regency, South Kalimantan Province. There are various types of habitat in the Village, from the edge of a reservoir to primary forest which is thought to be home to various birds species, which over time has the potential to degrade or change due to human activity which then reduces its quality and function as habitat for many birds species. It is necessary to research the diversity and evenness of birds in each habitat type in Artain, so that the existence of various bird species can be known. The research was conducted from May to June 2020, the method used in the study was the cruising circumference point, which is determining the observation point and its radius and then making observations by exploring the observation path continue. The results showed that there were 9 types of bird's habitat in Artain, they are Settlements, Periphery Reservoirs, Shrubs, Mixed Gardens, Rubber Gardens, Reeds, Fields, Secondary Forests, and Primary Forests. The lowest diversity value H' = was identified in field habitats and the highest H' = in scrub habitats, meaning that the level of diversity in all habitats was classified as moderate. The lowest evenness value in secondary forest habitats E = and the highest is mixed garden habitats and rubber gardens E = which means that evenness in each habitat is in the high Gegas is one of the attractive tourist destinations in South Sumatra Province, Indonesia. There are quite a lot of tourists visiting Lake Gegas. This can disturb the life of the fauna there, one of which is waterbirds. In addition, it is feared that land clearing and hunting of waterbirds will reduce waterbirds and loss of habitat in Lake Gegas. The background of this research is the data related to the diversity of aerial bird species in Lake Gegas, so data collection is needed. The purpose of this study was to analyze the height level of birds in Lake Gegas. The research method used is the roaming technique. Cruising is carried out along the shores of Lake Gegas and to the other side by boat. Data collection is done by collecting techniques through collection sheets. Data level analysis using the Shannon Wiener formula. The results found 11 species of waterbirds consisting of 4 families with a contribution value of in the "medium" category. "Habitat" by bird habitat. The conclusion of this study is that the results of research on waterbirds in Lake Gegas are included in the "medium" One of th e resources that has potential to utilization is a mangrove ecosystem. The aim of this study was to analyze the change s in the area of mangrove s, analyze the causes of destruction of mangroves , and formulate strategies for sustainability management of mangroves in Sawo District. The changes in the area of mangroves was identified from imagery and analyzed by ArcGis . The causes of mangrove destruction was analyzed from the data collected from the stakeholders in Sawo District that related to management of mangroves in district level, regency level, and province. The data was analyzed by Analytical Hierarchy Process AHP to formulate the strategies for sustainability management of mangroves . The result of landsat imagery showed that, mangrove area has decreased about 17,405 ha within a decade. Mangrove destruction was caused by human activities, such as logging and conversion of mangrove land into agriculture. The main strategy for sustainability management of mangroves was community’s empowerment, then followed by others alternatives. Keywords AHP, coastal, destruction, ecosystem, landsat

burung yang tinggal di rawa